Jumat, 03 Mei 2013

KESEHATAN

PERAN SERTA MASYARAKAT.


Berbicara peran serta masyarakat merupakan  sesuatu hal yang membosankan,menggairahkan, karena secara teoritis batasanya jelas, namun sangat sulit di rumuskan,  muda dirasakan, dihayati, dan diamalkan.Peran Serta Masyarakat
Pembangunan bidang kesehatan membutuhkan partisipasi dan dukungan dari berbagai sektor. Kegiatan pembangunan bidang kesehatan saat ini adalah merupakan investasi, karena apa yang di lakukan sekarang, hasilnya akan bisa di nikmati 5 tahun keatas. Akumulasi hasil kegiatan bisa digunakan sebagai pembanding yang bisa digunakan sejak kegiatan itu dilakukan, namun dampaknya akan terasa sekitar 5 tahun keatas. Ini merupakan tantangan bagi jajaran kesehatan, yang perlu di kaji adalah keterlibatan sektor lain untuk memberikan dukungan bagi keberhasilan pembangunan kesehatan.
Peran Serta Masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan di mana individu, keluarga maupun masyarakat ikut serta bertanggungjawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya (Dep Kes RI 1997,hal 5). Tentu sleuruh masyarakat mempunyai peran yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan, kunci utamanya kesadaran, kemauan, dan kerja keras, hal bisa di lakukan bila upaya yang di lakukan oleh jajaran kesehatan memberikan pengetahuan  yang baik dan benar kepada masyarakat, melalui penyebarluasan informasi, pertemuan lintas sektor. Pada dasarnya Peran Serta Masyarakat (PSM), di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu ketidakmampuan keluarga, masyarakat menggunakan fasilitas kesehatan, ketidakmampuan keluarga atau masyarakat menerima informasi dan ketidakmampuan kelaurga dan masyarakat untuk memodifikasi lingkungan. Ketiga  Faktor ini yang semestinya harus di lakukan agar muncul minat dan motivasi dari masyarakat untuk melakukan hal yang baik bagi kepentingan dirinya.
Ketidakmampuan Keluarga atau masyarakat menggunakan faslitas kesehatan, hal ini sering muncul pada berbagai tipe pelayanan kesehatan,  dan menjadi pembicaraan serius bagi kalangan kesehatan, terutama kesadaran masyarakat "ibu hamil" untuk melakukan kontak dengan petugas kesehatan sebelum usia kehamilan mencapai 3 bulan,  karena salah satu indikator bidang kesehatan pada program KIA adalah terjaringnya cakupan K1 Standart. Faktor yang menghambat adalah kemampuan dari aspek ekonomi, sangat berpengaruh terhadap pelayanan, karena acuan dan referensi adalah adanya Perda berkaitan dengan retribusi bidang kesehatan,  masyarakat tidak semua memiliki Kartu Jaminan Sosial, Pembebanan biaya lain seperti pemeriksaan Laboratorium, halm-hal ini hanya bias dan menjadi alasan bagi masyarakat. Bila kita merefleksi terus tidak akan habis-habisnya, dimanakah sesungguhnya Peran masyarakat,  untuk meningkatkan, mempertahankan kesehatanya, 
Aspek Informasi. Tenaga kesehatan sejak Pembangunan kesehatan ada  aspek informasi selalu di bicarakan, guna menumbuh kembangan minat masyarakat,  sehingga  akan dirasakan manfaat kegiatan yang akan di lakukan, memberi kesempatan kepada masyarakat, menyalurkan ketrampilan, rasa memiliki, serta adanya tokoh masyarakat yang terlibat. Masyarakat akan terlibat secara baik bila mereka merasakan bawah kegiatan yang dilakukan ada manfaat bagi kepentingan mereka, peran seperti ini akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, dan akan bertahan. Semua kegiatan yang di lakukan harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, untuk ikut serta dari perencanaan, pelaksanaan, maka dengan demikian segala ketrampilan yang di miliki masyarakat dapat di terapkan pada kegiatan di maksud, maka adanya rasa memiliki karena masyarakat sendiri di libatkan, dan adanya tokoh panutan yang hadir dalam kegiatan di maksud.
Maka dalam menggalang Peran Serta Masyarakat, hendaknya jangan mengintimidasi, memberi sangsi, ancaman, karena faktor ini akan tidak bertahan dan hasilnya akan rendah,  juga jangan menjanjikan akan adanya imbalan tertentu .   
Peranan dari sektor sangat penting.
Keberhasilan program kesehatan harus dan wajib keterlibatan sektor lain dalam mengambil keputuan.
PERAN SERTA MASYARAKAT.
BY;ALBERTUS E.M.TORI., SST.

PELAYANAN TERHADAP USIA LANJUT

KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP 
L A N S I A
oleh Albertus E.M.Tori,SST
Usia Lanjut  adalah usia yang tidak berproduktif lagi, banyaknya problematika yang di hadapi para usia lanjut membuat sebagian orang menghabiskan waktunya, untuk memecahkan persoalan yang mereka hadapi. Masalah yang sering di hadapi para usia lanjut adalah masalah gangguan pada otot dan persendian, yang dapat mengganggu aktifitas para lansia, munculnya masalah ini selain karena  berkurang kalsium juga karena terjadi penyusutan organ pada daerah muskoloskoletal, masalah pada jantung, organ ginjal, dan lain sebagainya. Melihat begitu kompleksnya masalah yang di hadapi para lansia, gereja  melihatnya sebagai suatu persoalan  yang ada di tengah-tengah masyarakat, yang perlu di lihat dari kasat mata Iman, cinta kasih dan kebersamaan.
Paroki Maubesi, yang merupakan bagian dari dekenat Kefamenanu, pada wilayah Keuskupan atambua merasa terpanggil untuk memberikan sesuatu yang berharga bagi para lansia, secara khusus pelayanan di bidang kerohanian, dan secara rutin di lakukan setiap minggu 1 kali, yang merupakan sponsor dalam kegiatan ini adalah suster Kristela PI, membentuk sebuah wadah dibawah perlindungan St Ana.  
Kerja Sama, telah di lakukan hampir setiap tahun dengan Puskesmas Maubesi, terutama untuk melakukan kegiatan penjaringan Katarak yang sering di alami oleh para Lansia,  tahun 2013 pada Paskah kedua Paroki secara khusus memberikan apresiasi yang tinggi bagi para lansia, melalui perayaan misa paska II tgl 1 April 2013, " Semoga dengan Kebangkitan Kristus yang kita Imani":memberikan semangat yang baru dalam perjuangan kita, dalam setiap usaha dan pekerja kita, semoga Kristus akan hidup dalam setiap karya kita, hal ini di sampaikan pastor paroki Maubesi Rm.Servas Naben, pada misa Paska II.
Ketua DPP Paroki Maubesi, Wilem Fkun., SPd. mengatakan hendaknya kegiatan ini bisa di lakukan secara rutinitas, karena pelayanan pengobatan masal hendaknya memberikan hal yang positif bagi para lansia,  kegiatan pengobatan masala yang di lakukan setelah misa merupakan kerja sama Paroki dengan Puskesmas Maubesi, RSUD Kefamenanu dan para dokter dari Kabupaten Belu dan TTU.
Direktur RSUD Kefamenanu yang langsung memipin personil dari RSUD mengatakan bawah kegiatan pengobatan masal ini di fasilitas oleh RSU dan Puskesmas Maubesi, dari logistik dan personil, sedangkan Kepala Puskesmas Maubesi Albertus E.M.Tori,SST, mengatakan bawah yang paling penting adalah bagaimana lansia menjaga kesehatan dirinya, dengan berolahraga, komsumsi makan yang sehat serta selalu  PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Para Perawat dan Bidan dari Puskesmas di koordinir oleh Jos M. Ndheu, Amd.Kep, untuk mengatur kelancaran pelayanan dari Pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dan anamnesis,

 Kepala Puskesmas saat memberikan informasi berkaitan dengan prosedur pelayanan bagi usia lanjut




Jos M.Ndheu,Amd.Kep, bersama teman-teman sedang melakukan anamnes kepada Para Usia Lanjut



Para dokter sedang melakukan pemeriksaan






















KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP LANSIA



KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP LANSIA

L

KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP LANSIA



Kamis, 02 Mei 2013

PELAYANAN KESEHATAN BAGI USIA LANJUT


 KEPEDULIAN GEREJA TERHADAP KESEHATAN USIA LANJUT
OLEH ALBERTUS E.M.TORI., SST.

Paroki St. Yohanes Viany Maubesi, merupakan sebuah Paroki yang berada pada wilayah Dekenat Timor Tengah Utara, di wilayah Keuskupan Atambua.
Pastor Paroki Maubesi saat ini adalah Rm. Servas Naben Pr. Paroki Maubesi terdiri dari 16 lingkungan, dan 1 buah KLINIK SWASTA. 
Kepedulian terhadap Usia Lanjut.
Paska ke II yang jatuh pada tanggal 1 April 2013, secara khusus di persembahan kepada Tuhan bagi kesehatan Usia Lanjut. " Marilah Kita Bangkit bersama Kristus" karena Kristus yang telah mengangkat segala beban dan dosa kita,   kita yakin dan percaya bahwa Yesus yang telah bangkit akan memberikan keselamatan bagi kita, kata Romo Pastor Paroki dalam kotbahnya pada misa khusus bagi jompo se paroki Maubesi. 
Pelayanan Kesehatan Gratis:
Pada Paskah ke dua, Paroki Maubesi memberikan pelayanan kesehatan secara gratis kepada usia lanjut, hal ini bisa di lakukan karena adanya koordinasi yang baik  dari Sr.Kristela PI, yang menggalang kerja sama dengan Puskesmas Maubesi, RSUD Kefamenanu, dan para dokter dari Kabupaten TTU dan Kabupaten Belu.
 Pelayanan ini di lakukan karena di latarbelakangi bawah kesehatan usia lanjut perlu mendapatkan perhatian yang serius, mengingat para Lansia terjadi kemunduran pada beberapa organ, sehingga wajib di lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ataupun secara berkala, kata kepala Puskesmas Maubesi Albertus E.M.Tori, SST.  lebih lanjut dokter Zakarias Fernandes., direktur RSUD Kefamenanu, bawah untuk memberikan pelayanan yang baik bagi para lansia maka segala perbekalan akan di tangani oleh RSUD  dan Puskesmas Maubesi.  Sedangkan petugasnya akan di bantu oleh para dokter dan perwat yang bersal dari RSU dan Puskesmas Maubesi.
Kegiatan pengobatan masal terhadap lansia memberikan kepuasan bagi mereka, karena secara lengkap di lakukan pemeriksaan dari tanda-tanda vital, hingga mereka mendapatkan obat-obatan.
Tanggapan yang positif dari ketua DPP Paroki Maubesi. Tenaga Kesehatan yang profesional seperti perawat langsung di koordinir oleh Jos M.Nheu, Amd.Kep dari Puskesmas Maubesi,  untuk mengatur memperlancar kegiatan dari pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dan anamnesis.
" Hendaknya kegiatan ini bisa berkelanjutan pada hari-hari yang akan datang, dan kiranya  dukungan dan kerja sama kita tetap di kembangan dalam suasan Cinta dan kebersamaan, lebih  lanjut Ketua DPP Paroki Maubesi Wilem Fkun SPD, menyampaikan terimakasih dan pengahragaan yang setinggi-tingginya kepada Direktur RSUD Kefamenanu bersama staf, Kepala Puskesmas Maubesi bersama para perawat dan para dokter. " Kami DPP menyampaikan Ucapkandan penghargaan yang sebesar-besarnya.
Pada Akhir kegiatan Pimpinan Klinik St. Familia Maubesi memberikan  bingkisan kepada p[ara usia lanjut, yang di bantu oleh para koordinator usia lanjut dari setiaqp lingkungan.


 

































 




https://lh5.googleusercontent.com/-ztIaXgw4pDA/UYNEG33-AWI/AAAAAAAAAHo/VXS41mUflDo/h120/DSC00777.JPG

PENDIDIKAN BAGI WARGA

Penyedia layanan, khususnya bidang kesehatan, sudah mulai membuka diri terhadap informasi yang labih baik bagi masyarakat.

LAPORAN TAHUNAN PUSKESMAS MAUBESI




PENGANTAR

Dalam rangka menjawab Melinium Develomen Goals (MDQS) tahun 2015, maka Puskesmas sebagai ujung terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, harus mampu untuk melakukan berbagai kegiatan dan  evaluasi program sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap   tuntutan SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan.
Program Puskesmas akan berhasil baik bila, ada komitmen, kesamaan pikiran seluruh unsur staf yang ada, mampu bekerja sama, dan mampu melakukan aplikasi seluruh program kesehatan.
Kegiatan dan Evaluasi yang dilakukan terhadap program Pokok Puskesmas yang kami ramu dalam sebuah laporan tahunan  adalah sebagai berikut:
  1. Program Kesehatan keluarga:
  2. Program Gizi
  3. Program Promosi Kesehatan:
  4. Program Kesehatan Lingkungan
  5. Program P2P
  6. Program UPK
  7. Program Penunjang
  8. Manajemen Puskesmas
Kiranya Evaluasi Tahunan ini  memberikan gambaran secara umum  bagi seluruh masyarakat terhadap pembangunan bidang kesehatan, serta akan memaju motivasi dan pekerjaan bagi seluruh karyawan/i Puskesmas Maubesi pada khususnya,terhadap  apa yang di lakukan melalui program kesehatan yang di percayakan untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Melalui  kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:
1.    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, yang memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun laporan tahunan.
2.    Kepala Bidang PSM/PPLP, Kesga, UPK, P2P, dan UPTD Farmasi, UPTD Laboratorium, Kepala Sub Bagian UP serta semua Kepala Seksi dan seluruh Staf Dinas Kesehatan yang dengan caranya masing-masing memberikan masukan dan  metode kepada kami, sehingga kami dapat menyusun laporan tahunan ini.
3.    Camat  Insana Tengah, Ketua Tim Pemberdayaan Perempuan beserta jajarannya, atas dukungan dan kerjasamanya dalam  pembangunan kesehatan selama tahun 2012.
4.    Para Kepala Desa, Sekeretaris Desa, PKK tingkat desa, yang telah mendukung upaya pembangunan  Kesehatan di tingkat desa.
5.    Para Kader Kesehatan yang dengan seluruh kemampuan melakukan berbagai kegiatan.
6.    Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas partisipasi, dan sumbangan pikiran.
Akhirnya dengan hati lapang kami seluruh pegawai pada Puskesmas Maubesi, menantikan sumbangsi saran dan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan laporan ini pada tahun-tahun yang akan datang.


Maubesi 30 Desember 2012
      


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Puskesmas Maubesi merupakan Puskesmas yang terletak pada Kecamatan Insana tengah, yang merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Insana sebagai Kecamatan Induk.
Dasar hukum pembentukan Puskesmas dan pembentukan Puskesmas Baru dalam wilayah pemerintah Kabupaten Timor Tengah utara adalah  Sesuai Surat Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor 1250 Tahun 2009, tentang Pembentukan 11 Puskesmas Baru dalam wilayah Kabupaten TTU, tertanggal 6 Agustus 2009.
Maka berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, untuk mencapai TTU sehat 2015 dan menjawab MDqS 2015 , di perlukan kerja sama yang baik  antara sektor kesehatan dan sektor lain, serta segala hasil kegiatan di aplikasikan dalam sebuah laporan yang akan menjadi bahan informasi bagi kebutuhan Puskesmas dan Lintas sektor.
1.2. Tujuan:
1.    Umum
Terselenggaranya program kesehatan secara terpadu dan menyeluruh pada Puskesmas Maubesi.
2.    Khusus:
a.    Adanya gambaran keberhasilan program kesga, hambatan dan rencana tindak lanjut pada tahun 2013.
b.    Adanya gambaran tentang cakupan kesehatan neonatal.
c.    Meningkatkan cakupan neonatal
d.    Meningkatkan cakupan imunisasi.
e.    Penemuan kasus penyakit menular secara dini
f.     Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui posyandu
g.    Menurunkan prevelance gizi buruk
h.    Meningkatkan koordinasi lintas sektor guna meningkatkan partisipasi masyarakat.
i.      Menurunkan angka prevelance penyakit TB
j.      Terselenggaranya manajemen Puskesmas yang meliputi perencanaan,penggerakan, penilaian dan evaluasi.




BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MAUBESI
A. GAMBARAN UMUM:
1.    Data Geografis:
Puskesmas Maubesi  merupakan puskesmas rawat jalan  yang berjarak kurang lebih 16 km dari ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan luas wilayah kerja       dengan batas-batas wilayah:
> Utara                       : Kecamatan Insana Barat
> Selatan                   : Kecamatan Insana Fafinesu
> Timur                       : Kecamatan Insana
> Barat                       : Kecamatan Miomafo Timur
Gambaran wilayah Puskesmas Maubesi adalah sebagai berikut:
Jumlah desa meliputi 4 desa, sebagai berikut:

No
Desa/Kelurahan
Jarak dari Pusk
Ket
1
2
3
4
Maubesi
Letmafo
Lanaus
Sone
0 KM
5 KM
10 KM
21 KM


Jumlah


                                                       Sumber hasil pendataan Bidan desa dan Puskesmas Pembantu.

Dari 4 desa yang ada dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 dan roda 4, melalui jalan Negara, Kabupaten dan jalan Desa







Text Box: MAUBESI



KEC.INSANA BARAT
 
 




2.    Data Demografi

NO
Desa
Kk
Penduduk

JML
lk
Pr
1
2
3
4
Maubesi
Letmafo
Lanaus
Sone
787
559
471
148
1490
1109
1018
257
1577
1147
997
304
3067
2256
2015
561

Jumlah
1965
3874
7603
12.899

3.    Sosial Bidaya:
Mayoritas penduduk beragama khatolik dengan jumlah sarana ibadah Gereja 1 buah dan kapela 4 buah.
4.    Data Sumber daya dan ketenagaan
Sumber daya fisik:
No
Sarana
Jumlah
Keadaan
1

2


3


4
5
6
Gedung Puskesmas Induk Permanent
Puskesmas Pembantu
  1. Permanent
  2. Semi permanent
Polindes
Permanent
Semi permanent
Rumah Paramedis Permanent
Mobil Ambulance
Roda dua

1 buah

1 buah


3 buah
2 buah
4 buah
1 buah
8 buah

Rusak Ringan

Rusak ringan


Baik
1 baik,1 r rgn
4 rusak ringan
Rusak ringan
7 Baik,1 rsk berat

5.    Data Upaya  Bersumber Daya  Masyarakat/ dan sarana pendidikan
No
Desa
Posyandu
Pos Gizi
SD
SMP/SMA
1
2
3
4
Maubesi
Letmafo
Lanaus
Sone
5
6
5
1

3
2
2
1
1/1
1/1


Jumlah
17

8
2/2

Jumlah kader Posyandu 85 orang dengan jumlah rata-rata per posyandu 5 orang.




6.    Sumber Daya Tenaga:
No
Jenis Tenaga/ Pendidikan
Jumlah
Ket
1

2

3




4



5


6

7

8
9

10

11

12

13
Dokter Umum
Sarjana Kedokteran
Dokter Gigi
Sarjana Kedokteran Gigi
Perawat
  1. Sarjana Keperawatan/DIV
  2. D III Keperawatan
  3. SPK
Perawat Gigi
D III
SPrg

Bidan
  1. D III Kebidanan
  2. SPK plus Bidan
Tenaga Gizi
D III
Analis Kesehatan:
1. D III ANALIS
Farmasi
D III
SMF
REKAM MEDIK
D III
KESEHATAN LINGKUNGAN
D III
Tenaga Administrasi
SMA/TERMASUK D1
DRIVER

1

1

1
3
6


2


2
7

1

2

2
1

2

3

4
2

Kontrak Kemenkes

Kontrak Kemenkes

PNS 1
PNS2 KONTRAK1 PNS 6


PNS 2


PNS :1, PTT 1
PNS :7

PNS  :1

PNS :2

PNS :2
PNS :1

PNS :2

 PNS:2 KTK daerah: 1

PNS :4
PNS: 1 KTK daerah: 1


40
PNS 34
PTT 3
Kontrak:3


UPAYA KESEHATAN BERSUMBER  MASYARAKAT(UKBM)

NO
DESA
JML POSYANDU
JUMLAH KADER

1
Maubesi
5
25

2
Letmafo
6
30

3
Lanaus
5
25

4
Sone
1
5



17
85


Jumlah Posyandu berdasarkan Typhe
No
Desa
Typhe Posyandu
Pratama
Madya
Mandiri
Purnama

1
Maubesi
0
0
5
0

2
Letmafo
1
0
5
0

3
Lanaus
2
0
3
0

4
Sone
0
0
1
0



3
0
14
0


7.    Kebutuhan Peralatan / fasilitas penunjang:
        Meja Biro                         :4 buah
        Meja Besar                      :1 buah
        Kursi                                 :4 buah
        Kendaraan roda                         :  
        A. Pustu /Polindes         :3 buah
        B.Puskesmas                 :6 buah
         


















BAB III
 PROGRAM PUSKESMAS
1. Program Kesehatan Keluarga:
a. Data Kegiatan Antenatal Care (ANC), dilakukan kepada seluruh Ibu Hamil yang ada dalam wilayah Puskesmas Maubesi.,dengan target 196 ibu hamil dengan pencapaian k1  Umum = 94,6 %,
Sumber data pws KIA Puskesmas Maubesi 2012.

 Dari data diatas mengambarkan bawah masih ada 2 desa yang belum mencapai target terhadap pelayanan Antenater Care yaitu Kelurahan Maubesi dan Desa Sone. Kedua desa ini memerlukan perhatian khusus serta strategi khusus dalam meningkatkan cakupan. Dari observasi selama ini, rendahnya cakupan K1 umum diakibatkan karena masih minimnya informasi yang di berikan bidan kepada masyarakat berkaitan dengan program P4K, serta tidak tuntasnya penulisan informasi pada kartu ibu tentang amanah persalinan, yang membuat terputusnya informasi penting bagi Ibu Hamil dan keluarga.
Cakupan K1 Standart, selama Tahun 2012, cakupan untuk Puskesmas Maubesi adalah 73,2 %, dari target 99,6 % dengan kesenjangan 26,4 %.dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Sumber data pws KIA Puskesmas Maubesi
Cakupan yang paling baik adalah desa Letmafo 89,1 % dan desa Lanaus 87 %, sedangkan desa yang cakupan paling rendah adalah  Maubesi 56,7% dan Sone 58,8 %.
CAKUPAN PELAYANAN K4
Definisi Operasional
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 (empat) kali sesuai dengan standar di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Sumber data pws KIA Puskesmas Maubesi
Cakupan K4 Puskesmas Maubesi tahun 2012 adalah 72,6 % belum mencapai target, dengan kesenjangan 27 %. Desa yang cakupan masih rendah adalah Maubesi dan sone masing-masing  60 % dan 35 %.

CAKUPAN DETEKSI RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL TAHUN 2012:

Sumber data pws KIA Puskesmas Maubesi

Dari target 205 Ibu Hamil selama tahun 2012, kurang lebih 21 ibu hamil di deteksi sebagai ibu hamil resiko tinggi, (10,2 %)
1).  Risiko tinggi (Risti)/Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian
ibu maupun bayi;

2) Risti/Komplikasi kebidanan meliputi: Hb < 8 gr %, Tekanan darah tinggi (Sistole > 140 mmHg, Diastole > 90 mmHg), Edema nyata,Eklampsia, Perdarahan pervaginam, Ketuban pecah dini, Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, Letak sungsang pada primigradiva, Infeksi berat/Sepsis, Persalinan permarur.
3) Bumil Risti/Komplikasi yang dirujuk adalah Ibu hamil Risti/ Komplikasi yang ditemukan untuk mendapatkan pertolongan pertama dan rujukan oleh tenaga kesehatan.
Sedangkan 21 ibu hamil yang di deteksi resiko tinggi, tidak ada data berapa banyak ibu hamil yang di rujuk tidak ada dalam PWS.








CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DAN PADA FASILITAS YANG MEMADAI.

Sumber data pws KIA Puskesmas Maubesi

Dari grafik di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, Total persalinan oleh tenaga Kesehatan adalah 166 ibu hamil dari target 196 Ibu Hamil atau 84,6 % atau menurun  2,3 % bila di bandingkan persalinan nakes oleh tenaga kesehatan tahun 2011 =86.3 %. Desa dengan Pertolongan persalinan yang masih rendah dan belum mencapai target adalah desa Maubesi (75%) atau sekitar 57 persalinan dan Desa Sone 37,5 % atau sekitar 6 Persalinan.
Rendahnya persalinan oleh tenaga kesehatan di sebabkan karena masih ada bidan yang minta bayaran pada sasaran, membuat masyarakat enggan dan takut untuk bersalinan di Fasilitas kesehatan. Kurangnya sosialisasi Jampersal ke masyarakat.









CAKUPAN PERSALINAN OLEH DUKUN TIDAK TERLATIH/ KELUARGA
Dari data di atas dapat di simpulkan sebagai berikut:
  1. Masih adanya masyarakat melakukan persalinan di rumah yang di tolong oleh dukun tidak terlatih/keluarga ( 8 orang ibu hamil atau sekitar 4 %)
  2. Masyarakat masih adanya kendala  terlambat memberikan informasi kepada petugas kesehatan
  3. Belum secara merata di lakukan sosialisasi Perda TTU NO 4 tahun 2012 tentang KIBLA
Rencana tindak lanjut:
  1. Melakukan sosialisasi Perda TTU NO 4  tahun 2012 tentang KIBLA di masyarakat, pada pertemuan koordinasi tingkat Kecamatan, pada pelaksanaan Posyandu di semua desa.
  2. Memberikan informasi yang jelas tentang persalinan, Jampersal pada semua sasaran melalui penyuluhan di Posyandu.
  3. Mendukung revolusi KIA dengan melakukan persalinan di Puskesmas.
c.Kesehatan Bayi.
Upaya kesehatan bayi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut, kunjungan
KN 3, Cakupan pelayanan bayi dengan hasil sebagai berikut:
Rata-rata semua bayi mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan sebanyak 3 kali, desa yang masih rendah adalah kelurahan Maubesi.

CAKUPAN PELAYANAN NIFAS:








Cakupan Vit A pada Nifas:

Pelayanan Keluarga Berencana:
Akseptor KB Aktif               818
Pelayanan KB Baru            159


2. UPAYA PROGRAM GIZI
Cakupan Pemberian Vit A biru pada bayi dan Vit A merah pada Balita

Hasil  Kegiatan partisipasi masyarakat (D/S),

Cakupan D/S  selama tahun 2012,  mencapai target, SPM 80 %, pencapaian  D/S anak 0-24 bulan 88 % atau naik sekitar 7 % bila di bandingkan tahun 2011 sebesar 81.7 %. Terhadap kegiatan ini perlu di pertahankan dengan memberikan   informasi kepada masyarakat sasaran, dengan koordinasi dengan lintas sektor, dan PKK, serta melakukan rapat koordinasi dengan tim pokjanal Posyandu tingkat kecamatan Insana Tengah.
Penatalaksanaan Kasus Gizi Buruk:
Kasus Gizi buruk yang di temukan adalah 5 orang (BB/U), 3 orang anak di rujuk sesuai 10 langka tatalaksana gizi buruk sedangkan 7 anak lainnya menolak untuk di rujuk


B. HASIL KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN:
Pelaksanan PHBS (prilaku hidup bersih dan sehat).
Data kegiatan mengaju pada indikator rumah tangga yang di kaji, % rumah tangga dengan PHBS, Sarana pendidikan dengan PHBS, sarana kesehatan dengan PHBS,Sarana kesehatan yang memiliki CTPS
Kegiatan promkes terhadap akses prilaku KIA dan Gizi, di tekankan pada kegiatan pemberian ASI eklusif dan % keluarga dengan sadar gizi, dengan hasil sebagai berikut:
Dari data di atas dapat di ambil kesimpulan bawah sekitar 23 % penduduk di kecamatan Insana Tengah tidur memakai kelambu. Dan sekitar 77 % penduduk belum memiliki kelambu.
Dari data cakupan diatas  cakupan pemberian ASI eklusif  selama tahun 2012 adalah 47 %,  menurun bila di bandingan pemberian AE pada tahun 2011 =58,9 %. Cakupan pemberian AE tahun 2012 masih rendah dan belum mencapai target SPM (80%), Sedangan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan posyandu, melalui indikator D/S selama tahun 2012  adalah 87,8 %  dan naik bila di bandingkan D/S tahun 2011 ( 81.7 %), dengan peningkatan kurang lebih 6,1 %.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat:
Dari 17  Posyandu yang ada di Kecamatan Insana Tengah, 82,4 % dengan kategori Posyandu Purnama, dan 7,6 % masih berstatus pratama. Hal ini di sebabkan karena pada Tahun 2012 ada penambahan posyandu 3 buah yaitu Benkoko, Fatubay dan Haubesi.
Sedangan posyandu mandiri belum ada, karena semua posyandu belum ada yang memberikan dana PMT secara swadaya.Sedangkan 2 posyandu lainnya, yaitu posyandu Fatubay dan Haubesi akan di tingkatkan statusnya setelah di lakukan latihan kader posyandu dengan sumber dana dari PNPM GSC Kecamatan Insana Tengah.








KIE

C. KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Air Bersih
Cakupan pemeriksaan SAB, tingkat pencemaran dan SAB yang di Kaporisasi dapat di lihat hasilnya seperti pada grafik di bawah ini:

Dari 244 SAB yang ada, sekitar 204 SAb di lakukan pemeriksaan, terhadap syarat air minum yang memenuhi syarat kesehatan, atau sekitar,88 % dan menurun dari cakupan tahun 2011 ( 91 %), kegiatan ini memberikan dampak yang positif bagi  SAB yaitu  status dan kualitasnya tetap di jaga, dan di pantau, Sedangkan  dari target 500 SAB yang ada hanya 362 di beri kaporisasi, untuk menjaga kualitas air agar tidak menjadi berbahaya karena kuman mikroorganisme penyebab penyakit dengan hasil pemberian kaporisasi tahun 2012 64 % dan menurun bila di bandingkan pemberian kaporisasi pada tahun 2011 ( 72, %)
Cakupan Penyehatan Pembuangan Sampahj dan Air Limbah Keluarga tahun 2012 di Kecamatan Insana Tengah.


Pengawasan Tempat-Tempat Umum
Kegiatan yang di lakukan dalam rangka menilai kualitas tempat –tempat umum di lakukan pemeriksaan, gunak menilai apakah memenuhi sayarat atau tidak
Pemeriksaan TTU di cakup 32 dari target 52 atau sekitar 61,5 %, sedangkan sekitar 65,6 % memenuhi syarat kesehatan.

PEMBENRANTASAN PENYAKIT MENULAR
Program P2 TB:
Pelaksanaan Program Pemberantasan penyakit TB di awali dengan penjaringan Suspec, pemeriksaan slide, pengobatan dan konversi serta cure rate, menilai angka kesembuhan bagi penderita BTA + yang sembuh , serta kegiatan konversi.
Penemuan suspect selama tahun 2012 adalah 92,4 %, tertinggi pada desa Sone.Pemeriksaan Suspec pada tahun 2012 terjadi penurunan sekitar 24 % bila di bandingkan pemeriksaan suspec pada tahun  2011 sebanyak 184 kasus  dari target 158 dengan prosentase 116 %


, serta pemeriksaan slide specimen 116 % dan BTA + sebanyak 17 kasus atau 100 % dari target spm 100 %, serta 17 BTA + di konversi selama masa pengobatan 100 %,.
Sedangkan angka kesembuhan atau cure rate sampai dengan  triwulan ketiga tahun 2011 baru mencapai 43.7 %, atau sekitar penderita BTA + telah dinyatakan sembuh dan selesai berobat, sedangan 6 penderita BTA + akan di evaluasi sekitar triwulan I sampai kedua tahun 2012.
P2 KUSTA
Selama tahun 2012 melalui kegiatan ACD pada masyarakat dan penduduk di temukan 5 kasus kusta typhe MB. Ada peningkatan bila di bandingkan hasil kegiatan tahun 2011, di mana di temukan penderita kusta 3 orang dengan tipe PB,  dengan pemeriksaan kontak sebanyak 1878 dari target 928 kontak.
PELAYANAN IMUNISASI
Hasil kegiatan imunisasi selama tahun 2012, dapat di lihat pada garfik berikut:

Hasil pemberian Imunisasi HB 0-7 hari tahun 2012 adalah 90 %.dan desa yang masih rendah cakupan pemberian Imunisasi 0-7 hari adalah Kelurahan Maubesi 78 % dan sone 50 %. Rendahnya cakupan imunisasi pada kedua desa tersebut karena kurangnya pemahaman petugas berkaitan dengan fungsi, manfaat antigen HB dan cara pendistribusian dan penyimpanan vaksin HB, masih menunggu partisipasi dari petugas Puskesmas Maubesi untuk mendistribusikan HB  uniject.


Hasil pemberian Imunisasi BCG selama tahun 2012 di Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten TTU:
Cakupan pemberian Imunisasi BCG adalah 97,3 % mencapai target SPM 2012. Tiga desa mencapai target yaitu Maubesi, Letmafo dan Lanaus, sedangkan sone cakupannya belum mencapai target.(43,8%)
Cakupan Pemberian POLIO IV pada Kecamayan Insana Tengah selama Tahun 2012.
Cakupan Puskesmas 102,7 % . desa Sone masih rendah (37,5%)
Cakuoan Pemberian COMBO III di Kecamatan Insana Tengah selama Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Cakupan pemberian Combo III tahun 2012 adalah 99,5 % mencapai target SPM.
Desa yang masih rendah cakupannya adalah desa Sone (31,3%)
Cakupan Pemberian Campak di Kecamatan Insana Tengah selama tahun 2012
Cakupan campak selama tahun 2012 adalah 100%, memberikan gambaran bawah semua anak di bawah 12 tahun mendapatkan perlindungan imunisasi dari bebrapa antigen. Desa Sone belum mebacapai target (37,5%).

P2 DIARE
Penemuan kasus diare selama tahun 2012 adalah 31 % terjadi penurunan bila di bandingkan pada tahun 2011 (155 ks = 48,2%).Penemuan kasus diare pada Kecamatan Insana Tengah terjadi penurunan secara bermakna dari tahun 2010 adalah 219 kasus dari target 259 atau 84.2 % . hal ini di sebabkan karena semakin baiknya partisipasi dan perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan, dan penatalksanaan kasus diare semakin baik.
Dari peta di atas dapat digambarkan sebagai berikut, desa lanaus pada Januari 2012 terjadi peningkatan kasus, dan di tetapkan sebagai KLB diare, namun karena kesiapan petugas dan partisipasi masyarakat hal ini bisa di atasi sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan kematian pada penduduk.

P2 Frambosia
Kegiatan frambosia hádala upaya deteksi dini, untuk menemukabn penderita frambosia secara dini baik di masyarakat, maupun pada sekolah.
Proporsi pemeriksaan penduduk yang di periksa selama tahun 2012 adalah 33 % atau mengalami peningkatan bila di bandingkan pada tahun 2011 (15,1%).
Sedangkan ratio kontak Sangat rendah yaitu 1: 9 yang seharusnya 1: 30 (1 penderita frambosia 30 kontak yang di periksa). Sedangkan penemuan kasus baru tahun  2012 ádalah 5 % atau mengalami penurunan bila di bandingkan tahun 2011 (27.2 %) atau sekitar 192 kasus menular Frambosia.
Hal ini di sebabkan karena masih  kurangnya upaya deteksi dini  melalui ACD, serta masih kurangnya kegiatan melakukan pemeriksaan kontak terhadap penduduk dan anak sekolah.

UPAYA KESEHATAN MATA.
Selama tahun 2012 ditemukan penyakit atau gangguan pada mata adalah 75 kasus, dan didiagnosa katarak 52 kasus, dan dari 52 kasus katarak telah di lakukan operasi dengan kerja sama Puskesmas Maubesi, Klinik Swasta Maubesi dengan RS Swasta Naob sebanyak 45  orang.



UPAYA PENGOBATAN
Kunjungan rawat jalan Umum:
KUNJUNGAN RAWAT JALAN
PUSKESMAS MAUBESI 2011














Kunjungan rawat jalan tahun 2012 sebanyak 16.210, dengan kontak rate 3.4 kali, ini berarti selama setahun rata-rata penduduk yang berkunjung ke puskesmas sekitar 3- 4 kali.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIGI:
Kegiatan yang di lakukan adalah memberikan pembinaan kesehatan gigi di posyandu, pembinaan kesehatan gigi pada anak TK, SD, serta perawatan gigi pada anak SD, dan tindakan pencabutan gigi tetap dan penambalan pada gigi








PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

Perbandingan hasil kegiatan 2011 dan 2012




CAKUPAN PEMERIKSAAN HB PADA IH, DDR, TEST KEHAMILAN
SPECIMEN TB DAN TEST URINE PROTEIN PD IH
PUSKESMAS MAUBESI TH 2011


































Dari Data di atas memberikan gambaran bawah pemeriksaan laboratorium lebih di dominasi pemeriksaan terhadap DDR yang berkaitan dengan adanya klinis malaria, serta pemeriksaan sputum TB, sedangkan pemeriksaan test kehamilan dan HB pada IH serta Urine Protein rendah. Maka tahun 2012, pemeriksaan HB pada Ibu hamil akan lebih di tingkatkan, serta menggalang kerja sama antara bidan dan petugas laboratorium untuk  selalu berkoordinasi.





BAB IV
PENUTUP
Dari Paparan evaluasi program prioritas Puskesmas Maubesi ,selama tahun 2012 ada beberapa masalah yang perlu dukungan dari berbagai pihak:
  1. Kesadaran masyarakat/ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan pada petugas kesehatan masih belum memadai.
  2. Kasus gizi kurang, gizi buruk dan BGM.
  3. Adanya masyarakat yang menolak anaknya di rujuk  bila mengalami status gizi buruk.
  4. Kesadaran masyarakat/ibu hamil  untuk melakukan kontak pertama dengan petugas kesehatan masih kurang (79,2 %)
  5. Kunjungan Kf 3 masih rendah.
  6. Cakupan pemeberian imunisasi WUS hamil  79 %

Dengan adanya masalah diatas kami sangat mengharapkan keterlibatan aparat desa,  lintas sektor untuk bersama-sama  menggerakan masyarakat.
Sebagai alternatif  pemecahan masalah salah satu langka kedepan akan  lebih di tingkatkan koordinasi baik lintas program, lintas sektor, PKK dan tokoh masyarakat serta pihak gereja.
Demikian laporan ini kami buat untuk di pergunakan sebagaimana mestinya.

Maubesi, 30 Desember 2012
Kepala Puskesmas :


Albertus E. M. Tori., SST
NIP:19670408 198801 1004






ANALISA KETENAGAAN:












NO
JENIS KETENAGAAN
JUMLAH
PUSKESMAS
PUSTU
POLINDES
1.
Tenaga Kedokteran:





dokter Umum
1
1
0
0

dokter gigi
1
1
0
0
2.
Tenaga Keperawatan





S I  / D IV
1
1
0
0

DIII
6
5
0
1

SPK
5
4
1
0
3
Kebidanan





D III Kebidanan
0
0
0
0

SPK +Bidan
9
5
0
4
4.
Tenaga Analis





D III analis
2
2
0
0
5.
Tenaga Farmasi





D III Farmasi
2
2
0
0

SMF
1
1
0
0
6.
Tenaga Perawat Gigi





D III gigi
0
0
0
0

SPRG
2
2
0
0
7
Tenaga Gizi





D III Gizi
1
1
0
0

D 1 Gizi
0
0
0
0

SPAG
0
0
0
0
8
Tenaga Kesling





D III kesling
3
3
0
0

SPPH
0
0
0
0
9
REKAMAN MEDIK





D III
2
2
0
0
10
TEHNIK GIGI
0
0
0
0
11
SMA/Sederajat
5
4
1
0
12
Fisioterapy





D III
0
0
0
0
13
Sopir
2
2
0
0

JUMLAH
38
30
2
6

TOTAL
 S1 / DIV
3
3
0
0

D III
13
11
0
1

Spk,Bidan,Farmasi,SPrg
18
12
1
5

SMA sederajat
5
4
1
0
TOTAL
38
30
2
6






LAPORAN TAHUNAN
HASIL EVALUASI PROGRAM KESEHATAN






















PUSKESMAS MAUBESI
2012


Figure 01. Pemberian Kaporisasi Pada Sumur
1


PESERTA PENYULUHAN KELOMPOK SAAT
PENINGKATAN KASUS DIARE DI LANAUS








MASYARAKAT TUALEU SAAT MENANTI
PERSALINAN KELUARGANYA DI
POLINDES TUALEU


MOBIL AMBULANCE DI SAAT
MENJEMPUT IBU HAMIL DI
LANAUS


BIDAN PUSKESMAS MERAWAT
TALI PUSAT